Rabu, 30 Desember 2009

Komunikasi Terapeutik

Komunikasi Terapeutik

Komunikasi berasal dari bahasa Inggris Communication yang berarti pemberitahuan dan atau pertukara ide, dengan pembicara mengaharapkan pertimbagan atau jawaban dari pendengarnya. Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menhendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasiuntuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta mengubah sikap dan tingkah laku tersebut (Robbins dan Jones, 1982).

Menurut Effendy O.U (2002), komponen komunikasi dibagi menjadi 5 (lima) :

1. Komunikator

Komunikator adalah orang yang memprakarsai adanya komunikasi. komunikator disebut juga sebagai sumber berita.

2. Komunikan

Komunikan adalah orang yang menjadi objek komunikasi, pihak yang menerima beritaatau pesan dari komunikator.

3. Pesan

Pesan adalah segala sesuatu yang akan disampaikan. pesan juga berupa ide, pendapat, pikiran, dan saran.

4. Media

Media adalah segala sarana yang digunaknakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan pada pihak lain.

5. Efek

Efek atau akibat adalah hasil dari komuniksi. hasilnya adalah terjasi perubahan pada diri sasaran.

Sedangkan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003 48). Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien.

Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan, disengaja, dan merupakan tindakan profesional. Akan tetapi, jangan sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia dengan beragam latar belakang dan masalahnya (Arwani, 2003 50).

Manfaat Komunikasi Terapeutik

Manfaat komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Mengidentifikasi. mengungkap perasaan dan mengkaji masalah dan evaluasi tindakan yang dilakukan oleh perawat (Indrawati, 2003 : 50).

  1. Mendorong dan menganjurkan kerjasama antara bidan-pasien.
  2. Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan bidan.
  3. Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu pasien mengatasi masalah yang dihadapi.
  4. Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri pasien.

Prinsip Dasar Komunikasi Terapetik :

  • Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapetik yang saling menguntungkan (berdasarkan pada “humanity of nurse and cliens”.
  • Perawat harus menghargai keunikan klien.
  • Semua komunikasi harus dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan.
  • komunikasi menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan memberikan alternatifpemecahan masalah.

Tujuan Komunikasi Terapeutik

  • Realisasi diri, penerimaan diri dan dan peningkatan penghornmatan diri. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan terjadi perubahan pada diri klien.
  • Kemampuan membina hubungan interpersonal yang tidak superfisial dan saling bergantung dengan orang-orang lain. Melalaui komunikasi terapeutik, pasien diharapkan mau menerima dan diterima oleh orang lain.
  • Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
  • Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri. identitas personal disini termasuk status, peran, jenisdan jenis kelamin.

Pengertian Komunikasi Terapeutik

  • Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yg direncanakan secara sadar, bertujuan dan dipusatkan untuk kesembuhan pasien. Komunikasi terapeutik mengarah pada bentuk komunikasi interpersonal.
  • Northouse (1998: 12), komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis, dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
  • Stuart G.W. (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpesonal antara bidan dengan pasien, dalam hubungan ini bidan dan pasien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional pasien.

Ciri Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik mempunyai ciri sebagai berikut : 1) Terjadi antara bidan dengan pasien, 2) Mempunyai hubungan akrab dan mempunyai tujuan, 3) Berfokus pada pasien yang membutuhkan bantuan, 4) Bidan dengan aktif, mendengarkan dan memberikan respon pada pasien.

Unsur Komunikasi Terapeutik

Adapun komunikasi terapeutik mempunyai unsur sebagai berikut : 1) Ada sumber proses komunikasi; 2) Pesan disampaikan dengan penyandian balik (verbal & non verbal); 3) Ada penerima; 4) Lingkungan saat komunikasi berlangsung.

Prinsip Komunikasi Terapeutik (Menurut Carl Rogers)

  1. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus mengenal dirinya sendiri,
  2. Komunikasi ditandai dengan sikap menerima, percaya dan menghargai,
  3. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus paham, menghayati nilai yang dianut pasien,
  4. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus sadar pentingnya kebutuhan pasien,
  5. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menciptakan suasana agar pasien berkembang tanpa rasa takut,
  6. Bidan sebagai tenaga kesehatan menciptakan suasana agar pasien punya motivasi mengubah diri,
  7. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus menguasai perasaannya sendiri,
  8. Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan konsisten,
  9. Bidan harus paham akan arti empati,
  10. Bidan harus jujur dan berkomunikasi secara terbuka,
  11. Bidan harus dapat berperan sebagai role model,
  12. Mampu mengekspresikan perasaan,
  13. Altruisme (panggilan jiwa) untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain,
  14. Berpegang pada etika,
  15. Tanggung jawab

Teknik Menjalin Hubungan dengan Pasien

Syarat dasar komunikasi menjadi efektif (Stuart, 1998) adalah : 1) Komunikasi ditujukan untuk menjaga harga diri pemberi dan penerima pesan. 2) Komunikasi dilakukan dengan saling pengertian sebelum memberi saran, informasi dan masukan.

Mendengar dengan penuh perhatian

Usaha bidan mengerti pasien dengan cara mendengarkan masalah yang disampaikan pasien. Sikap bidan : pandangan ke pasien, tidak menyilangkan kaki dan tangan, menghindari gerakan yang tidak perlu, tubuh condong ke arah pasien.

Menunjukkan penerimaan

Mendukung dan menerima informasi dengan tingkah laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai. Sikap bidan : mendengarkan tanpa memutuskan pembicaraan, memberikan umpan balik verbal.

Menanyakan pertanyaan yg berkaitan

Tujuan : mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang disampaikan pasien.

Mengulang ucapan pasien dengan kata-kata

Pemberian feedback dilakukan setelah bidan melakukan pengulangan kembali kata kata pasien.

Mengklarifikasi
Tujuan : untuk menyamakan pengertian.

Memfokuskan
Untuk membatasi bahan pembicaraan sehingga percakapan lebih spesifik dan dimengerti.

Menyatakan hasil observasi

Bidan memberikan umpan balik pada pasien dengan menyatakan hasil pengamatannya sehingga pasien dapat menguraikan apakah pesannya diterima atau tidak.

Menawarkan informasi

Memberi tambahan informasi merupakan tindakan penyuluhan kesehatan untuk pasien.

Diam
Memberikan kesempatan pada bidan untuk mengorganisasikan pikiran dan memproses informasi.

Meringkas
Pengulangan ide utama yang telah dikomunikasikan secara singkat. Manfaat : membantu, mengingat topik yang telah dibahas sebelum melanjutkan pembicaraan.

Memberikan penghargaan

Teknik ini tidak digunakan untuk menyatakan hal yang baik dan buruk.

Menawarkan diri

Menyediakan diri Anda tanpa respon bersyarat atau respon yang diharapkan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk memulai pembicaraan; Memberi kesempatan kepada pasien untuk berinisiatif dalam memilih topik pembicaraan.

Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan

Tujuan : 1) Memberi kesempatan pasien untuk mengarahkan seluruh pembicaraan, menafsirkan diskusi, bidan mengikuti apa yg sedang dibicarakan selanjutnya. 2) Menempatkan kejadian dan waktu secara berurutan. 3) Menguraikan kejadian secara teratur akan membantu bidan dan pasien untuk melihat dalam suatu perspektif. 4) Menemukan pola kesukaran interpersonal klien.

Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsi

Bidan harus dapat melihat segala sesuatu dari perpektif pasien.

Perenungan
Memberikan kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide serta perasaannya sebagai bagian dari dirinya sendiri.

Tahap Interaksi dengan Pasien Pre interaksi

Adalah masa persiapan sebelum mengevaluasi dan berkomunikasi dengan pasien. Pada masa ini bidan perlu membuat rencana interaksi dengan pasien yaitu : melakukan evaluasi diri, menetapkan tahapan hubungan/ interaksi, merencanakan interaksi.

Perkenalan
Adalah kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu. Hal yang perlu dilakukan bidan adalah : memberi salam; memperkenalkan diri; menanyakan nama pasien; menyepakati pertemuan (kontrak); melengkapi kontrak; menyepakati masalah pasien; mengakhiri perkenalan.

Orientasi
Fase ini dilakukan pada awal setiap pertemuan kedua dst. Tujuan : memvalidasi keakuratan data, rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien dan mengevaluasi hasil tindakan yg lalu. Hal yang harus diperhatikan : memberi salam; memvalidasi keadaan psien; mengingatkan kontrak.

Fase kerja

Merupakan inti hubungan bidan-klien yang terkait erat dengan pelaksanaan rencana tindakan kebidanan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Tujuan tindakan kebidanan : 1) Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien tentang diri, perasaan, pikiran dan perilakunya (tujuan kognitif). 2) Mengembangkan, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan pasien secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi (tujuan afektif & psikologi). 3) Melaksanakan terapi/ klinis kebidanan. 4) Melaksanakan pendidikan kesehatan. 5) Melaksanakan kolaborasi. 6) Melaksanakan observasi dan pemantauan.

Fase terminasi

Merupakan akhir dari setiap pertemuan bidan dengan pasien. Klasifikasi terminasi :
1) Terminasi sementara : akhir dari tiap pertemuan bidan dengan pasien; terdiri dari tahap evaluasi hasil, tahap tindak lanjut dan tahap untuk kontrak yang akan datang.

2)Terminasi akhir : terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau bidan selesai praktik. Isi percakapan antara bidan dengan pasien meliputi tahap evaluasi hasil, isi percakapan tindak lanjut dan tahap eksplorasi perasaan.

Faktor Penghambat Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik dapat mengalami hambatan diantaranya :

1) Pemahaman berbeda;

2) Penafsiran berbeda;

3) Komunikasi yang terjadi satu arah;

4) Kepentingan berbeda;

5) Pemberian jaminan yang tidak mungkin;

6) Bicara hal-hal yang pribadi;

7) Menuntut bukti, penjelasan dan tantangan;

8 ) Mengalihkan topik pembicaran;

9) Memberikan kritik mengenai perasaan pasien;

10) Terlalu banyak bicara;

11) Memperlihatkan sifat jemu dan pesimis.

Komunikasi terapeutik meliputi :

Pengkajian
Menentukan kemampuan dalam proses informasi; mengevaluasi data tentang status mental pasien; mengevaluasi kemampuan pasien dalam berkomunikasi; mengobservasi kejadian yang terjadi; mengidentifikasi perkembangan pasien; menentukan sikap pasien; mengkaji tingkat kecemasan pasien.

Rencana tujuan

Membantu pasien untuk memenuhi kebutuhan sendiri; membantu pasien menerima pengalaman; meningkatkan harga diri pasien; memberi support; tenaga kesehatan dan pasien sepakat untuk berkomunikasi secara terbuka.

Implementasi
Memperkenalkan diri pada pasien; memulai interaksi dengan pasien; membantu pasien mendapatkan gambaran pengalamannya; menganjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan; menggunakan komunikasi untuk meningkatkan harga diri pasien.

Evaluasi
Pasien dapat mengembangkan kemampuan dalam mengkaji dan memenuhi kebutuhan; komunikasi menjadi lebih jelas, terbuka, dan terfokus pada masalah; membantu menciptakan lingkungan yang dapat mengurangi kecemasan.



Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

jalan terbaik

    tentang Blog INi

    Umat akhir zaman

    cOmmEnT heRe


    ShoutMix chat widget